Siapa pun yang pernah hidup di muka bumi ini pasti pernah mendengar
atau memikirkan tentang kalimat ini. Kalimat apakah itu? Kalimat
tersebut adalah “apakah uang bisa membeli kebahagiaan?” Menurut saya
orang yang menjawab tidak adalah orang yang tidak cukup berpengalaman
dalam memperhatiakan dan mengarungi kejamnya kehidupan.
Adalah benar adanya bahwa tidak semua hal dapat dibeli dengan uang,
apakah itu? Nyawa, alam semesta, dan Tuhan. Namun, menurut saya betul
bahwa uang bisa membeli kebahagiaan. Bagaimana bisa uang bisa membeli
kebahagiaan? Secara langsung memang tidak terlalu bisa, contohnya ketika
Anda diberi uang Rp100.000 oleh seseorang yang Anda tidak kenal belum
tentu Anda langsung bahagia, atau di saat Anda putus dari pacar lalu ada
orang yang memberi uang Rp1.000.000 dengan syarat Anda tidak boleh
menangis lagi dan harus bahagia saat itu juga, tidak bisa. Namun, tidak
menutup kemungkinan bahwa Anda bisa langsung bahagia ketika Anda diberi
uang dalam jumlah besar katakanlah Rp100.000.000.000.
Contoh di atas itu adalah membeli kebahagiaan secara langsung, tapi tidak semua orang bisa dibeli kebahagiaannya dengan cara seperti di atas. Perhatikan contoh membeli kebahagiaan secara tidak langsung berikut ini.
Orang yang Anda cintai sedang sakit
Ibu, ayah, adik, kakak, atau pacar tercinta Anda sedang sakit keras
dan segera mati apabila tidak ditangani. Anda sangat sedih karena Anda
tidak bisa membayar biaya rumah sakit dan pengobatan. Tiba-tiba ada
seorang dermawan yang mau menyisihkan uangnya untuk membayar biaya
pengobatan dan rumah sakit orang yang Anda cintai, bagaimaan perasaan
Anda? Apakah Anda makin sedih atau tumbuh kebahagiaan dan harapan dalam
diri Anda? Anda bayangkan berada dalam posisi seperti itu dan katakan
perasaan Anda kepada saya.
Naik haji
Ibu Anda ingin naik haji tapi tidak punya uang dan Anda tidak punya
uang banyak untuk membiayai ibu Anda untuk naik haji. Anda butuh kerja
keras dan menabung 10 tahun untuk memberangkatkan ibu Anda naik haji.
Anda diam-diam mengumpulkan uang selama itu dan pada saat uangnya sudah
cukup, Anda katakan ke ibu Anda bahwa Anda akan memberangkatkan ibu Anda
naik haji tahun depan. Bayangkan betapa senang dan bahagianya ibu Anda.
Bayangkan ekspresi kegembiraan ibu Anda yang membuat Anda merasa
berguna menjadi seorang anak dan Anda akan menyadari betapa uang Anda
bisa membahagiakan seseorang yang Anda sayangi.
Anak dan mainan idaman
Anda cukup punya uang dan memiliki anak yang meminta mainan terbaru
yang diiklankan di televisi. Dia merengek-rengek dan menangis setiap
hari minta dibelikan mainan tersebut. Tiba saatnya Anda melihat anak
Anda murung, kusut, menjadi pendiam, dan terlihat lebih kurus. Anak Anda
tidak mau bermain dengan teman mainnya karena teman-temannya punya
mainan tersebut.
Anda tidak tega dengan keadaan anak Anda. Anda pun pergi ke toko
mainan di mal terdekat untuk membeli mainan yang diinginkan anak Anda.
Selesai membeli mainan, Anda pulang ke rumah dan memperlihatkan mainan
tersebut kepada anak Anda. Prediksilah kira-kira bagaimana ekspresi
kegembiraan dan perasaan anak Anda, apakah mereka akan sumringah dan
jingkrak-jingkrak? apakah mereka akan berterimakasih dan memeluk Anda?
Ya, mereka merasa senang dan bahagia.
Namun apabila Anda terlalu lama untuk mengambil keputusan untuk
membeli mainan alias terlambat, tidak menutup kemungkinan bahwa anak
Anda sudah tidak menginginkan mainan tersebut dan tidak berharap akan
dibelikan mainan lagi karena sudah tertanam dalam benaknya bahwa Anda adalah orang tua yang pelit dan tidak bisa diharapkan.
Dari tiga contoh kasus di atas kita sudah mempelajari betapa uang
bisa membeli kebahagiaan secara tidak langsung dan dapat bekerja secara
efektif. Dengan demikian, saya simpulkan bahwa uang bisa membeli
kebahagiaan, tetapi uang tidak bisa membeli segalanya.
Pergunakan uangmu dengan sebaik-baiknya demi kebahagiaan dan kepentingan umat manusia.
0 komentar:
Posting Komentar